Laman

Senin, 21 April 2014

Sampul Kosong Bag. II



Hingar bingar sore yang pengap,,
Mengapa serakan sampul ini takut mengurai kata
Perlahan secangkir  teh manis di kananku mulai mendingin,,
Sedingin suara yang rapuh dari amukan perasaan,,,
Ku tengok kembali sampul kosong itu,
Oh, masih diam, sediamnya diam
Aku sejenak kabarkan sunyi pada puntung-puntung rokok
Yang juga diam tanpa asap,  seperti mayat pembataian massal,,
Wah, sampul kosong mulai lantang dan mendekap
“ Biarkan aku menjadi saksi “
Katanya sambil menghapus kebisuan yang keliru ku ketik,,,,,

Oleh : Amirinsyah, SE ( Sore, 5/11/2012 )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar